Sepak bola tak bisa terlepas dari jersey, lantas bagaimana sejarah penggunaan jersey di olahraga terpopuler di dunia ini? Berikut ulasannya.
Pada era sepak bola modern saat ini, jersey atau juga disebut kostum sepak bola dibuat dengan teknologi tertentu yang membuat penggunanya nyaman.
Jersey juga tak semata-mata sebagai pembeda antara pemain dari satu klub dengan pemain klub lain.
Lebih dari itu, jersey merupakan cerminan karakter klub sepak bola, menggambarkan sejarah klub, dan menjadi media iklan, dan sumber pemasukan klub.
Ini sangat berbeda dengan jersey klub sepak bola pada masa lalu yang menggunakan pakaian formal. Berikut ulasan tentang sejarah penggunaan jersey sepak bola.
Jersey atau biasa disebut kostum klub sepak bola mengalami evolusi mengikuti evoluasi sepak bola itu sendiri sejak kali pertama muncul pada 1880-an.
Pada awalnya, pertandingan sepak bola di Inggris dimainkan tanpa seragam sepak bola resmi.
Seragam kriket, kemeja formal, dan jaket flanel digunakan sebagai pengganti.
Bahkan, beberapa klub menggunakan topi, syal, dan selempang untuk menjadi pembeda antartim.
Seiring dengan munculnya liga sepak bola profesional pada 1888, klub mulai memesan seragam khusus sepak bola.
Kemeja berkerah dari katun tebal dengan kancing atau tali di leher menjadi populer. Desainnya, beberapa klub memilih kemeja polos dengan garis vertikal.
Masih mengenai sejarah penggunaan jersey sepak bola, memasuki musim 1890/1891, pertandingan Wolves melawan Sunderland membuat kebingungan karena keduanya memiliki warna jersey yang sama.
Hal itu memicu pembuatan aturan baru di mana setiap klub harus mendaftarkan seragam dan harus memiliki seragam cadangan warna putih.
Sepanjang beberapa dekade berikutnya, klub-klub di liga sepak bola yang telah ‘maju’ mulai mengenakan desain seragam standar seperti hoop, sleeves, dan deep-V.
Di Amerika Latin, sash dan garis tunggal lebih populer.
Era 1950-an
Dalam sejarah penggunaan jersey sepak bola, pada 1950-an, produsen Italia dan Amerika Selatan menggunakan katun yang lebih ringan, tanpa kancing dan kerah, serta potongan yang lebih rapi.
Dalam rentang waktu itu, Timnas Brasil mulai beralih dari jersey berwarna putih menjadi berwarna kuning, hijau, dan biru.
Era 1970-an dan 1980-an membawa perubahan besar dengan munculnya logo sponsor di seragam.
Sementara itu, material sintetis mulai menggantikan katun, dan teknik baru untuk mencetak dan merajut seragam mulai berkembang. Sejalan dengan mulai maraknya penjualan jersey replika.
Jersey berukuran ketat menjadi ciri khas pada 1980-an.
Hingga kemudian mengalami pergeseran menjadi jersey yang lebih longgar pada 1990-an.
Bahkan seringkali jersey dibuat satu ukuran lebih besar dari seharusnya, memungkinkan pemain memiliki fleksibilitas lebih dalam bergerak.
Jersey Combat
Memasuki sejarah penggunaan jersey sepak bola pada dekade 2000-an, diperkenalkan model combat, dengan fitur elastis yang membuat jersey terasa seperti kulit kedua.
Pilihan fit seragam kemudian terus mengalami perkembangan.
Apparel dan pemain seolah menemui kesepakatan untuk memprioritaskan kenyamanan dan kegunaan dalam setiap jersey-nya.
Dalam beberapa tahun terakhir, gaya longgar kembali populer, dengan pemain seperti Messi memperkenalkan seragam oversize.
Semakin ke sini, material modern yang lebih ringan dan canggih semakin marak digunakan.
Pada 2021, Italia bermain dengan jersey Puma berbobot hanya 72 gram.
Fitur utamanya adalah serat dengan kekuatan tarik tinggi untuk mencegah robek, dilengkapi panel untuk melindungi otot-otot vital.
Namun, penggunaan bahan berbasis minyak dan plastik meninggalkan jejak karbon besar.
Sebagai alternatif, seragam sepak bola ramah lingkungan mulai dikembangkan, seperti seragam berbahan bambu dan ampas kopi.
Itulah sejarah penggunaan jersey sepak bola yang diharapkan bisa menambah pengetahuan bola mania.