Striker Liga Belanda Resmi Jadi WNI usai Timnas Indonesia Satu Grup dengan Jepang

Striker Liga Belanda Resmi Jadi WNI usai Timnas Indonesia Satu Grup dengan Jepang

Timnas Indonesia resmi mendapatkan amunisi baru untuk menghadapi tantangan di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

Striker keturunan Belanda-Indonesia, Jens Ravens, telah resmi menjadi WNI. Ia melakoni sumpah WNI di Kantor Kemenkumham DKI Jakarta, Jalan MT Haryono, Cawang, Jakarta Timur, Kamis.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham DKI Jakarta, R. Andika Dwi Prasetya, yang memimpin pengambilan sumpah berharap Jens Raven bisa memberikan kemajuan untuk sepak bola Indonesia.

“Jadilah, warga negara Indonesia (WNI) yang taat dan patuh akan aturan-aturan yang berlaku diantaranya menjaga harkat martabat bangsa Indonesia, menjaga nasionalisme, serta menjaga persatuan dan kesatuan tanah air Indonesia,” ucapnya.

Setelah diambil sumpah, Jens Raven langsung melakukan pengambilan foto untuk kartu identitas kependudukan (KTP).

Sebelumnya, pemain sepak bola Calvin Ronald Verdonk juga resmi menjadi WNI setelah mengambil sumpah dan janji setia pewarganegaraan Indonesia pada Selasa (4/6).

DPR RI telah menyetujui permohonan pemberian pertimbangan kewarganegaraan Republik Indonesia kepada pemain sepak bola asal Belanda Calvin Ronald Verdonk dan Jens Raven pada Rapat Paripurna DPR RI Ke-19 Masa Persidangan V Tahun Sidang 2023-2024 di Jakarta, Selasa (4/6).

Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan dalam pembahasan sebelumnya di Komisi III dan Komisi X DPR telah menyetujui proses naturalisasi kedua atlet tersebut.

Dia mengatakan persetujuan kedua atlet menjadi warga negara Indonesia (WNI) tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan mekanisme yang berlaku.

Calvin Ronald Verdonk yang berusia 27 tahun merupakan pemain di Liga Utama Belanda (Eredivisie) yang memperkuat klub NEC Nijmegen dan berposisi sebagai pemain bertahan.

Sedangkan Jens Raven berusia 18 tahun memperkuat klub FC Dordrecht U-21 dan berposisi sebagai penyerang.

Profil Lengkap Fabio Azka Irawan, ‘The Next’ Pratama Arhan dari Timnas U16

Profil Lengkap Fabio Azka Irawan, ‘The Next’ Pratama Arhan dari Timnas U16

Profil Fabio Azka, pemain Timnas U16 Indonesia yang punya lemparan jarak jauh ala Pratama Arhan.

Diketahui nama Fabio Azka mencuat setelah pertandingan perdana Timnas U16 Indonesia di Piala AFF U16 2024, Jumat (21/6/2024) malam WIB.

Fabio Azka membantu Timnas U16 Indonesia berpesta gol skor 3-1 atas Singapura di Stadion Manahan Solo.

Bahkan salahsatu gol dari Timnas U16 Indonesia tercipta berkat aksi dari lemparan jauh Fabio Azka.

Momen tersebut tersaji untuk gol pembuka keunggulan Timnas U16 Indonesia sekitar menit ke-39.

Fabio Azka melempar bola dari batas garis out hingga mampu ditanduk Mierza Firjatullah yang berada di sekitar tiang dekat gawang Singapura.

Walhasil skema gol dari Timnas U16 Indonesia ini langsung memberikan rasa dejavu bagi penampilan Pratama Arhan.

Di mana suami dari Azizah Salsha juga kerap memperagakan lemparan jauh saat memperkuat Timnas Indonesia.

Momen terakhir kali Pratama Arhan melancarkan aksinya ialah saat Timnas Indonesia bertemu Yordania pada penyisihan grup Piala Asia U23 2024 Qatar.

Lemparan dari Pratama Arhan saat itu berhasil disambut oleh Komang Teguh yang berada di posisi dekat tiang gawang.

Walhasil aksi dari Pratama Arhan berhasil membuat Timnas Indonesia berpesta gol skor 4-1 atas Yordania.

Momen tersebut terasa mirip sekali dengan aksi Fabio Azka bersama Timnas U16 Indonesia kali ini.

Lantas siapakah sebenarnya sosok Fabio Azka? berikut ulasan lengkapnya.

Pemain yang bernama lengkap Fabio Azka Irawan merupakan didikan Akademi Persija Jakarta sejak Agustus 2023 lalu.

Bersama Persija Youth, Azka bermain untuk Elite Pro Academy (EPA) U16 2024.

Azka juga kerap kali memperagakan gaya lemparan jarak jauhnya sepanjang kompetisi.

Bakat unik tersebut juga yang mempertemukannya dengan pelatih Timnas U16 Indonesia Nova Arianto.

“Memang Fabio ini kita dapatkan dalam pertandingan EPA Persija,” ujar Nova Arianto dalam sesi konferensi pers seusai laga Piala AFF U16 2024, Jumat (21/6/2024).

“Kemudian saat itu kebetulan Fabio memang memiliki kemampuan lemparan ke dalam yang jauh.”

Selain mengcopy gaya lemparan, Fabio Azka juga punya kesamaan dengan Pratama Arhan soal posisi masing-masing pemain dalam pertandingan.

Di mana Pratama Arhan dan Fabio Azka menempati posisi murni sebagai bek-sayap.

Bedanya Pratama Arhan bergerak di sisi kiri, sedangkan Fabio Azka pada area kanan.

Kendati demikian dilansir melalui Transfermarkt, Fabio Azka juga bisa mengisi posisi opsional sebagai bek-kiri.

Walhasil Fabio Azka juga bisa serupa dengan posisi asli dari Pratama Arhan.

Nama Lengkap: Fabio Azka Irawan

Tanggal Lahir: 29 Feb 2008 (16 Tahun)

Tempat Kelahiran: Tulang Bawang, Lampung

Tinggi: 167 cm

Posisi: Bek-kanan

Klub: Persija Jakarta Youth

 

TOK! Liga 1 2024/2025 Tetap Pakai Wasit Luar Negeri

TOK! Liga 1 2024/2025 Tetap Pakai Wasit Luar Negeri

PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi memastikan tetap menggunakan wasit asing di BRI Liga 1 musim 2024/2025.

Kabar ini diungkap olej Direktur Utama PT LIB, Ferry Paulus. Wasit asing yang akan menjadi pengadil mempunyai strata yang sama dengan wasit pada musim sebelumnya.

“Oh, stratanya sama seperti kemarin. Ada dari Jepang sama ada dari luar Jepang,” kata Direktur Utama PT LIB Ferry Paulus.

Selain bakal tetap menggunakan wasit asing, Liga 1 2024/2025 juga dipastikan akan menggunakan teknologi video assistant referee (VAR) yang telah digunakan pada babak Championship Series Liga 1 2023/2024.

Liga 1 2024/2025 kembali menggunakan format kompetisi liga. PT LIB selaku operator Liga Indonesia menguraikan bahwa tidak digunakannya format Championship Series seperti musim 2023/2024 dikarenakan format tersebut memerlukan jangka waktu yang lama untuk menyelesaikan satu musim kompetisi sehingga tidak sinkron dengan kalender dari tim nasional Indonesia.

Ferry menegaskan bahwa format Championship Series bukan tidak bagus untuk dijadikan sistem kompetisi, namun ditinjau dari segi efisiensi waktu yang memang tidak mencukupi untuk bisa berkesinambungan dengan kalender tim nasional Garuda.

Oleh sebab itu, PSSI dan PT LIB memutuskan untuk kembali menggunakan format liga dalam sistem kompetisi Liga 1 musim depan.

“Jadi bukan tidak bagus Championship Series. Championship Series ini sebetulnya animonya besar dari sisi produk tapi kebutuhan waktunya yang tidak mencukupi sehingga mau tidak mau kita harus balik ke sistem kompetisi liga yang penuh,” kata Ferry Paulus.

Pertandingan antara juara bertahan Persib Bandung melawan jawara Liga 2 2023/2024 PSBS Biak menjadi laga pembuka Liga Indonesia atau Liga 1 musim 2024/2025.

Duel yang mempertemukan jawara dari dua kasta liga sepak bola Indonesia musim lalu tersebut akan berlangsung di Bandung pada 9 Agustus.

Bek Rp 695 M Berdarah Indonesia Dikontrak Aston Villa

Bek Rp 695 M Berdarah Indonesia Dikontrak Aston Villa

Klub Premier League, Aston Villa, dilaporkan berhasil bersepakat dengan Chelsea untuk mendatangkan bek kiri keturunan Indonesia dengan nilai pasar Rp 695,2 miliar, yakni Ian Maatens.

Menurut laporan Fabrizio Romano, bek Timnas Belanda itu kemungkinan akan ditebus Villa dengan nilai transfer sekitar 35-40 juta euro (Rp729-833 miliar).

“Villa menawarkan kontrak enam tahun, dengan pihak klub dan pemain ingin kesepakatan diselesaikan pekan ini,” kata Romano dalam akun X-nya pada Kamis.

Bek keturunan Indonesia itu musim lalu dipinjamkan kepada Borussia Dortmund yang dia antarkan ke final Liga Champions.

Dia bersedia bergabung dengan Aston Villa karena tampil dalam Liga Champions musim depan.

The Blues sempat memasukkan striker Jhon Duran dalam kesepakatan dengan Aston Villa sebelum memutuskan menjual Maatsen.

Dortmund sempat berusaha mengontrak Maatsen awal bulan ini setelah meminjam sang pemain musim lalu, tetapi klub Bundesliga itu tak bersedia menggelontorkan dana sebesar 35 juta poundsterling seperti diminta Chelsea.

Maatsen tengah bergabung dengan Belanda untuk Euro 2024 sehingga belum bisa merampungkan transfer ke Aston Villa.

Chelsea mendatangkan Maatsen dari PSV pada 2019, tetapi hanya tampil 16 laga bersama klub Liga Inggris tersebut.

Pemain berusia 22 tahun itu lebih sering dipinjamkan oleh the Blues, ke Charlton Athletic, Coventry City, Burnley, dan Borussia Dortmund.

Jerman, Timnas Pertama yang Lolos 16 Besar Euro 2024

Jerman, Timnas Pertama yang Lolos 16 Besar Euro 2024

Timnas Jerman menjadi tim pertama yang berhasil lolos ke 16 besar setelah menang 2-0 atas Hungaria dalam matchday ke-2 Grup A Euro 2024 di Mercedes-Benz Arena, Berlin (Kamis/20/6/2024) dini hari WIB.

Dua gol kemenangan tim tuan rumah dicetak oleh Jamal Musiala di paruh pertama dan Ilkay Gundogan di babak kedua.

Kemenangan ini membuat tim asuhan Julian Nagelsmann lolos babak 16 besar setelah mengumpulkan enam poin, tetapi mereka harus memainkan laga terakhir lawan Swiss demi memastikan finis sebagai juara grup.

Sedangkan Hungaria harus memenangkan pertandingan terakhir lawan Skotlandia bila ingin lolos fase berikutnya sebagai peringatan tiga terbaik.

Di sisi lain, Portugal menjadi tim terbaru yang lolos ke babak 16 besar Euro 2024 setelah tuan rumah Jerman dan Spanyol.

Kelolosan Selecao das Quinas, julukan timnas Portugal, didapat setelah mengalahkan Turkiye pada matchday kedua Grup F. Pertandingan Turkiye vs Portugal yang berlangsung di BVB Stadion Dortmund, Sabtu (22/6/2024) malam WIB, berakhir dengan skor 0-3.

Portugal menang berkat gol-gol yang dicetak Bernardo Silva, gol bunuh diri Samet Akaydin, dan Bruno Fernandes.

Kemenangan itu membawa Portugal ke puncak klasemen Grup F dengan 6 poin, mengungguli Turkiye yang turun ke peringkat kedua dengan 3 poin.

Cristiano Ronaldo dkk juga dipastikan lolos ke babak 16 besar Euro 2024 sebagai juara Grup F.

Adapun Jerman yang berstatus tuan rumah menjadi tim pertama yang melaju ke fase gugur berkat dua kemenangan beruntun. Jerman mengalahkan Kroasia 5-1, kemudian menang 2-0 atas Hongaria.

Tim berjuluk Die Mannschaft itu bakal menjadi juara grup jika mengalahkan Swiss pada laga terakhir.

Sementara itu, Spanyol sudah dipastikan lolos sebagai juara grup usai kemenangan 1-0 atas Italia.

Rangkaian matchday ketiga fase grup Euro 2024 yang menentukan bagi tim-tim lainnya untuk lolos ke 16 besar, dimulai pada Senin (24/6/2024) dini hari WIB.

 

Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Ungkap Ogah Punya Anak

Azizah Salsha, Istri Pratama Arhan Ungkap Ogah Punya Anak

Nama Pratama Arhan sebagai pemain sepak bola Timnas Indonesia, masih terus menjadi sorotan. Kehidupan rumah tangganya bersama sang istri, Azizah Salsha terus menjadi perbincangan warganet.

Telah lima bulan menikah, sejak Agustus 2023 lalu, putri dari anggota DPR RI Andre Rosiade ini ternyata belum ada niatan untuk memiliki momongan.

Padahal Pratama Arhan, sudah beberapa kali berikan kode untuk segera punya anak.

Azizah Salsha selain dikenal sebagai istri pesepak bola Indonesia, ia juga dikenal sebagai selebgram dan seleb TikTok.

Wanita yang kerap disapa Zize ini juga sering kali melakukan live di media sosial.

Dalam live TikTok yang kembali diunggah oleh TikTok @exclusivegenkbah, Kamis (11/1/2024), istri Pratma Arhan ini ungkap alasan belum ingin memiliki momongan.

Nampaknya perempuan kelahiran 2003 ini belum siap untuk memiliki anak, dan memilih untuk menunda hingga dirinya benar-benar berkomitmen untuk memiliki buah hati.

“Udah cocok momong anak, tapi umur saya belum cocok,” ujar istri Pratama Arhan itu dikutip dari video TikTok @exclusivegenkbah.

“Setiap orang kan beda-beda, aku lebih baik punya anak saat aku sudah komit untuk punya anak. Punya anak itu komitmen seumur hidup guys,” tambahnya lagi.

Rupanya prinsip, latar belakang dan lingkungan menjadi sederet alasan Azizah Salsha untuk menunda memiliki momongan hingga dirinya benar-benar siap menjadi seorang ibu.

Meski teman-teman seusianya sudah memiliki anak, istri bek kiri Timnas Indonesia ini tak mau gegabah dalam mengambil keputusan.

“Prinsip dan tujuan orang beda-beda ya, jadi tidak bisa disamaratakan. Background setiap orang tuh beda, lingkungannya beda jadi pemikirannya akan berbeda,” kata wanita yang kerap disapa Zize itu

Buntut Selebrasi Kontroversial, Pesepakbola Israel Ditangkap Aparat Turki

Buntut Selebrasi Kontroversial, Pesepakbola Israel Ditangkap Aparat Turki

Pemain Israel, Sagiv Jehezkel yang membela klub Turki, Antalyaspor diamankan aparat setempat usai menunjukkan pesan diduga mengacu pada perang Israel-Hamas.

Sagiv Jehezkel diduga menyampaikan pesan tersebut ketika melakukan selebrasi gol melawan klub Trabzonspor, pada Minggu, (14/1/2024).

Usai menjebol gawang lawannya, Jehezkel memamerkan pesan yang berada di perban di pergelangan tangan kirinya bertuliskan ‘100 Hari 07/10’.

Pesan itu pun diyakini merujuk pada 100 hari serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang kemudian dibalas oleh Israel dengan membombardir Gaza, Palestina.

Kantor Kejaksaan Antalya kemudian melakukan penyelidikan terhadap Sagiv Jehezkel atas dugaan hasutan kebencian melalui selebrasi tersebut.

“Kami akan terus mendukung rakyat Palestina yang tertindas,” kata Menteri Kehakiman Turki, Yilmaz Tunc di akun Twitter (X), sebagaimana diberitakan AFP, pada Senin, (15/1/2024)

Sementara itu, Antalyaspor mengatakan, pihaknya sudah memecat Jehezkel, dan menyebut bahwa tindakan pemain Israel itu bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut di Turki.

Federasi Sepak Bola Turkey (TFF) turut mengutuk perilaku Jehezkel yang menurut mereka sama sekali tidak dapat diterima.

“Keputusan Antalyaspor untuk mengeluarkan pemain tersebut dari timnya adalah keputusan yang tepat,” demikian keterangan TFF.

Sebagai informasi, serangan besar-besaran yang dilakukan Israel terhadap Palestina telah menjadi sorotan di berbagai belahan dunia.

Setidaknya, sebanyak 23.968 orang di Palestina tewas akibat peristiwa itu, yang sebagian besarnya merupakan perempuan dan anak-anak.

Sejak dimulainya serangan Israel-Hamas, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang merupakan pendukung perjuangan Palestina sejak lama, telah berulang kali menggambarkan Israel sebagai negara teroris, dan menyebut Hamas sebagai kelompok ‘pembebas’.

Pada Jumat lalu, Afrika Selatan mengumumkan telah mencopot kapten timnas Piala Dunia Kriket U19, David Teeger karena khawatir menjadi sasaran pengunjuk rasa karena pandangannya yang pro-Israel.

Kriket Afrika Selatan (CSA) mengatakan, mereka telah mendapat informasi bahwa protes terkait konflik itu kemungkinan besar akan menargetkan lokasi turnamen akhir bulan ini.

5 Jersey Aneh Klub Sepak Bola di Dunia

5 Jersey Aneh Klub Sepak Bola di Dunia

Hampir seluruh klub sepakbola dunia mencoba membuat jersey timnya sebagus mungkin. Selain menjadi identitas, jersey juga bisa menjadi kebanggaan pemain yang mengenakannya. Tetapi, ada juga lho klub yang membuat jersey timnya dengan desain aneh seperti sepuluh klub ini.

Dalam sepakbola, jersei memang melambangkan sebuah identitas dari tim dengan pemilihan warna dan desainnya. Maka dari itu hampir seluruh klub sepakbola dunia akan berlomba-lomba untuk membuat seragam dengan desain yang bagus dan terlihat mewah agar para pemainnya semakin merasa bangga dengan tim yang ia bela.

Namun, tidak semua klub kok yang berpikiran seperti itu. Ada juga klub sepak bola dunia yang justru membuat jersey timnya dengan desain yang aneh.

Kebutuhan sponsor merupakan salah satu alasan dibalik pembuatan jersey aneh tersebut. Akan tetapi, satu yang pasti, jersey dengan desain unik itu berhasil mencuri perhatian.

Berikut 5  jersey klub sepakbola dunia dengan desain anehnya

1. Caribous of Colorado (1978)

Dengan tambahan adanya-adanya rumbai-rumbai di bagian dada dan sentuhan warna cokelat pada jersey Caribous of Colorado ini, hal tersebut semakin memperlihatkan gaya khas Amerika Selatan.

2. La Hoya Lorca (2013)

Dilaporkan bahwa La Hoya Lorca membuat jersey unik pada musim 2013/14 ini hanya untuk kebutuhan sponsor. Mereka membuat jersey dengan desain bergambar kacang polong

3. 1860 Munich (2010)

Jersey ini memiliki dua sisi yang bisa dipakai, yakni bagian luar dan dalemnya. Salah satunya bercorak garis hijau dan emas, sementara sisi lainnya bergambar tokoh-tokoh. Jersey tersebut ternyata dibuat untuk merayakan ulang tahun klub yang ke-150.

4. Atletico Madrid (2004)

Jersey Atletico Madrid pada tahun 2014 ini merupakan salah satu jersey paling aneh di dunia. Kabrnya jersey tersebut didesain untuk mempromosikan film Spiderman 2 yang tengah naik populer saat itu.

5. Getafe (2009)

Getefe menjai klub kedua La Liga yang mempromosikan sebuah produk dalam jerseynya. Ya, itu adalah salah satu makanan cepat saji yang bermarkas di Amerika Serikat. Jersey tersebut memiliki desain unik di dalamnya yang berdesai gambar wajah seorang raja. Gambar tersebut akan terlihat jika seorang pemain berselebrasi dengan menutup wajahnya.

Selain Shin Tae yong, Ini Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari 1950

Selain Shin Tae yong, Ini Daftar Pelatih Timnas Indonesia dari 1950

Setiap pelatih timnas Indonesia membawa cerita, mimpi, dan gaya unik mereka sendiri. Dari pelatih lokal yang memahami dengan mendalam budaya dan karakter pemain kita, hingga pelatih asing yang membawa metode dan perspektif baru, mereka semua memiliki satu tujuan: membawa kejayaan bagi Indonesia.

Mereka bukan hanya merancang strategi, tetapi juga merangkai mimpi, membangun semangat, dan menanamkan tekad baja di setiap pemain yang mereka bimbing.

Artikel ini akan membahas sekaligus mengenang para pelatih timnas Indonesia yang telah berjasa dalam melatih dan membawa timnas ke mancanegara. Siapa saja para pelatih timnas Indonesia yang fenomenal? Simak informasi selengkapnya berikut ini.

Sejarah Awal Kepelatihan Timnas Indonesia

Sejak terbentuknya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930, cita-cita untuk memiliki tim nasional yang tangguh sudah tertanam dalam hati bangsa.

Namun, perjalanan untuk mencapai visi tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan perjuangan serta dedikasi dari banyak pihak, termasuk para pelatih awal yang membentuk fondasi timnas. Kira-kira, siapa ya pelatih timnas pertama di Indonesia?

Pelatih Pertama dan Tantangan Awal: Choo Seng Quee

Mungkin ZALORAns sudah tahu atau bahkan belum tahu pelatih pertama timnas Indonesia. Sosok pelatih pertama timnas Indonesia adalah Choo Seng Quee atau yang kerap dipanggil dengan “Uncle Choo” yang berasal dari negeri Singa, Singapura.

Ditunjuk pada awal tahun 1950-an, Choo Seng Quee membawa timnas Indonesia ke turnamen internasional pertamanya. Tantangan yang dihadapi tidaklah ringan, mengingat kondisi sepak bola Indonesia yang masih dalam tahap perkembangan dengan fasilitas dan infrastruktur yang terbatas.

Choo Seng Quee dikenal sebagai pelatih yang disiplin dan tegas, serta memiliki pendekatan yang inovatif untuk masa itu. Ia berhasil menanamkan nilai-nilai penting seperti kerjasama tim, disiplin, dan taktik permainan yang solid. Meskipun hasil yang dicapai pada masa awal belum memuaskan, pengaruhnya terhadap mentalitas dan semangat juang para pemain sangatlah besar.

Era Pelatih 1970-an Hingga 1980-an

Kesadaran akan pentingnya prestasi di kancah internasional membuat PSSI mencari pelatih-pelatih yang memiliki pengalaman dan wawasan global. Salah satu pelatih yang menjadi sorotan pada era ini adalah Wiel Coerver, seorang pelatih asal Belanda yang dikenal dengan metode latihannya yang inovatif.

Wiel Coerver memperkenalkan “Coerver Method,” sebuah pendekatan yang fokus pada pengembangan teknik individu dan keterampilan dasar pemain. Metode ini menekankan pentingnya penguasaan bola dan kemampuan individu yang baik sebagai dasar permainan yang efektif.

Di bawah bimbingannya, para pemain timnas mendapatkan pelatihan intensif yang berbeda dari metode sebelumnya. Adapun masuknya pelatih asing seperti Wiel Coerver tentu membawa angin segar sekaligus dampak yang positif pada perkembangan teknis dan taktik timnas.

Salah satu pencapaian penting pada era ini adalah keberhasilan timnas Indonesia dalam meraih medali perunggu di ajang Asian Games 1979 di Bangkok. Prestasi ini menjadi bukti bahwa metode pelatihan yang diterapkan mulai membuahkan hasil dan memberikan harapan baru bagi sepak bola Indonesia.

Tidak hanya Coerver, pelatih asing lainnya yang memberikan kontribusi signifikan adalah Ivan Toplak dari Yugoslavia. Toplak membawa pendekatan disiplin dan strategi permainan yang lebih terorganisir.

Selain pelatih asing, kontribusi kemenangan timnas pada era 1970-an hingga 1980-an tidak lepas dari salah satu pelatih lokal timnas yaitu Endang Witarsa yang dikenal sebagai salah satu pelatih lokal terbaik pada masanya.

Di bawah bimbingan Endang Witarsa, timnas Indonesia berhasil memenangkan Piala Kemerdekaan pada tahun 1984, sebuah turnamen yang diikuti oleh beberapa negara Asia Tenggara.

Kepelatihan di Era 1990-an

Di era 1990-an, Indonesia mulai lebih serius dalam mempersiapkan timnas untuk berbagai ajang internasional. Salah satu langkah signifikan yang diambil adalah merekrut pelatih asing dengan reputasi baik dan pengalaman internasional.

Di antara pelatih yang datang pada era ini, ada beberapa nama yang memberikan dampak signifikan, salah satu pelatih asing yang cukup terkenal adalah Anatoli Polosin dari Rusia.

Di bawah bimbingannya, timnas Indonesia berhasil memenangkan medali emas di SEA Games 1991 yang diadakan di Manila. Kemenangan ini sangat bersejarah, mengingat ini adalah medali emas pertama Indonesia dalam cabang sepak bola di ajang SEA Games setelah penantian panjang.

Selain pelatih asing, pelatih lokal juga mulai menunjukkan kemampuannya dalam mengelola timnas. Nama-nama seperti Danurwindo dan Benny Dollo menjadi terkenal di kalangan pecinta sepak bola Indonesia. Mereka membawa pendekatan yang berbeda dengan memadukan gaya permainan lokal dengan strategi modern yang mereka pelajari dari pelatih asing.

Meskipun ada banyak perubahan positif, era 1990-an juga tidak terlepas dari berbagai tantangan. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya infrastruktur yang memadai untuk mendukung perkembangan sepak bola.

Selain itu, tekanan dari media dan publik yang tinggi juga menjadi tantangan tersendiri bagi pelatih dan pemain.

Walaupun menghadapi berbagai tantangan, era 1990-an juga mencatat beberapa pencapaian penting. Selain kemenangan di SEA Games 1991, timnas Indonesia juga menunjukkan performa yang cukup baik di ajang Piala Tiger (sekarang Piala AFF) yang pertama kali diadakan pada tahun 1996.

Di turnamen tersebut, Indonesia berhasil mencapai babak semifinal, menunjukkan bahwa timnas mampu bersaing dengan negara-negara kuat di Asia Tenggara.

Perkembangan Kepelatihan di Awal 2000-an

Untuk membawa angin segar dalam sistem kepelatihan, PSSI merekrut beberapa pelatih asing dengan reputasi internasional.

Salah satu pelatih yang terkenal pada periode ini adalah Ivan Kolev dari Bulgaria. Kolev, yang mulai melatih timnas pada tahun 2002, dikenal dengan pendekatan taktiknya yang disiplin dan fokus pada pengembangan teknik dasar pemain.

Selain Kolev, beberapa pelatih asing lainnya yang pernah menangani timnas di awal 2000-an adalah Peter Withe dari Inggris dan Alfred Riedl dari Austria. Peter Withe, yang sebelumnya sukses melatih timnas Thailand, membawa harapan besar bagi Indonesia.

Di bawah asuhannya, Indonesia mencapai final Piala AFF 2004, menunjukkan bahwa timnas memiliki potensi besar untuk bersaing di tingkat regional.

Selain merekrut pelatih asing, PSSI juga fokus pada peningkatan kualitas pelatih lokal. Program pelatihan dan sertifikasi internasional mulai digalakkan untuk memastikan bahwa pelatih-pelatih lokal memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk melatih timnas.

Pelatih seperti Rahmad Darmawan dan Aji Santoso muncul sebagai hasil dari program ini, membawa gaya kepelatihan yang lebih modern dan metodis.

Namun, tidak semua berjalan mulus di awal 2000-an. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah inkonsistensi dalam manajemen PSSI dan seringnya pergantian pelatih.

Kurangnya kestabilan ini sering kali mengganggu ritme timnas dan membuat sulit untuk membangun fondasi yang kuat. Selain itu, masalah internal dalam PSSI dan kurangnya dukungan infrastruktur juga menjadi penghalang dalam upaya peningkatan kualitas kepelatihan.

Pelatih Timnas di Era Modern (2010-an hingga sekarang)

Dari tahun 2010-an hingga sekarang, beberapa pelatih datang dan pergi, membawa pendekatan dan filosofi masing-masing untuk meningkatkan performa timnas Indonesia. Adapun beberapa pelatih timnas di era modern di antaranya yaitu,

Alfred Riedl (2010-2011, 2013-2014, 2016)

Salah satu pelatih yang meninggalkan jejak kuat di timnas Indonesia adalah Alfred Riedl yang berhasil membawa Indonesia ke final Piala AFF 2010 dan 2016.

Luis Milla (2017)

Luis Milla, mantan pemain dan pelatih asal Spanyol, membawa pendekatan baru ketika ia mulai melatih timnas Indonesia pada tahun 2017. Dalam bawahannya, timnas Indonesia menunjukkan peningkatan dalam hal taktik dan teknik walau di beberapa turnamen belum maksimal.

Simon McMenemy (2019)

Pelatih asal Skotlandia, Simon McMenemy, mengambil alih timnas pada awal 2019. Namun sayangnya ia diberhentikan karena hasil yang kurang memuaskan pada kualifikasi Piala Dunia dan Piala AFF.

Shin Tae-yong (2020- sekarang)

Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, adalah nama besar berikutnya yang menangani timnas Indonesia. Dengan rekam jejak melatih timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018, Tae-yong membawa harapan besar bagi kebangkitan sepak bola Indonesia.

Jersey Barcelona Edisi The Rolling Stones Dibanderol Puluhan Juta

Jersey Barcelona Edisi The Rolling Stones Dibanderol Puluhan Juta

Jersey FC Barcelona X The Rolling Stones sudah dinantikan para penggemar.

Jersey yang rencananya akan dikenakan Ilkay Gundogan dkk pada El Clasico di Estadi Olimpic Lluis Companys akhir pekan nanti (28/10) itu ternyata laris manis.

Jersey tersebut dijual ke publik pada Senin (23/10) waktu setempat. Sebanyak 1.899 jersey dengan logo ikonik bibir dan lidah khas The Rolling Stones ludes terjual.

Bukan tanpa alasan mengapa pihak klub hanya memproduksi 1.899 buah jersey. Hal ini mengacu pada tahun berdirinya klub asal Catalan itu.

Jersey tersebut dibanderol dengan harga EUR 399,99 (Rp 6,75 juta).

Selain itu, ada pula jersey yang lebih eksklusif karena bertanda tangan 11 pemain Barcelona.

Dibanderol dengan harga yang sangat mahal, yakni EUR 3 ribu (Rp 50,6 juta), jersey tersebut juga habis terjual.

Meski begitu, untuk mengobati kekecewaan para penggermarnya yang belum kebagian, pihak klub juga meluncurkan Barca X Rolling Stones Capsule.

Di antaranya T-shirt, bucket hat, syal, hoodie, hingga jaket bomber dengan logo Rolling Stones.

”Kita akan menjalani momen ikonik dan tak akan terulang di El Clasico berikutnya. Kami bangga kali ini bisa mengguncang dunia sponsorship olahraga,” kata Wakil Presiden Bidang Pemasaran Barcelona, Juli Guiu seperti dilansir Diario AS.

Sementara itu, Wakil Presiden Kemitraan Spotify, Marc Hazan menyatakan bahwa ini merupakan suatu kehormatan bagi Spotify karena bisa memberikan ruang untuk band lengendaris The Rolling Stones pada jersey Barcelona.

”Hanya Spotify yang bisa membawa Rolling Stones ke panggung global, salah satu dari sedikit panggung yang belum pernah mereka mainkan!” katanya.